Home > Entrepreneur > 5 Saran untuk Entrepreneur Muda dari Mark Zuckerberg
5 Saran untuk Entrepreneur Muda dari Mark Zuckerberg
Posted on Wednesday, April 4, 2012
5 Saran untuk Entrepreneur Muda dari Mark Zuckerberg
MarkZuckerberg bisa dikatakan adalah salah satu entrepreneur muda paling
menginspirasi abad ini. Pemuda kelahiran 1984 ini ialah lulusan Harvard yang mulanya tertarik untuk membuat sebuah sistem jejaring sosial khusus
untuk anggota angkatan kuliahnya. Jejaring sosial khusus mahasiswa
Harvard ini perlahan tapi pasti merebak hingga ke luar kampus dan
berhasil menarik banyak orang untuk bergabung menjadi anggota aktif.
Untuk mengembangkan Facebook versi awal ini, Mark saat itu rela
meninggalkan bangku kuliahnya di universitas paling bergengsi di AS dan
dunia tersebut. Dan pengorbanan serta pilihannya ternyata tak salah.
Pada
kenyataannya banyak sekali pelajaran yang bisa kita timba dari
pengalaman Mark dalam merintis Facebook, tetapi yang paling utama
mungkin bisa disederhanakan menjadi 5 poin nasihat atau saran berikut
ini.
Saran 1: Miliki mentor
Dalam suatu kesempatan pendiri Facebook ini mengatakan, “I started the site when I was 19. I didn't know much about business back then." Ketidaktahuan,
dalam sebagian kasus bisnis, tidak selalu membuat kita gembira. Namun,
ketidaktahuan bisa memungkinkan entrepreneur untuk menghadapi realitas
yang penuh ketidakpastian dengan sebuah tindakan yang penuh keyakinan.
Tak ada pemuda 19 tahun yang memahami bisnis pada tingkatan seorang
entrepreneur berpengalaman di berbagai bidang yang sudah bekerja selama
bertahun-tahun. Tetapi penting bagi entrepreneur muda untuk cukup
menyadari apa yang mereka tidak ketahui dengan baik.
Jika menilik
banyak kesalahan yang dibuat oleh Facebook di awal pendiriannya, Mark mungkin akan lebih disarankan untuk memiliki mentor yang berpengalaman
terutama dalam bidang kekayaan intelektual dan tuntutan kompensasi
karyawan.
Saran 2: Ciptakan suasana kerja yang demokratis
Saat
Anda memberikan kesempatan bagi tiap orang untuk berpendapat dan
memberikan wewenang bagi mereka, sistem yang ada biasanya akan terbentuk
dengan baik. Jadi bagaimana kita memandang peran kita dalam sistem
tersebut menjadi penentu untuk memberikan wewenang tersebut.
Saran 3: Keberuntungan pemula
Mark
mengatakan banyak sekali perusahaan yang terjebak dalam
kesepakatan-kesepakatan dan warisan dari apa yang sudah mereka bangun
sebelumnya, kita bisa melihat hal ini sebagai hal yang penting, yaitu
untuk selalu rendah hati sebagaimana sikap seorang pemula.
Dengan
selalu berpikir sebagai seorang pendatang baru, Anda bisa menghindari
dilema seorang inovator, yang di dalamnya sang pemimpin pasar akhirnya
kehilangan solusi baru yang meledak dan menyita perhatian pasar. Selalu
gunakan pola pikir seorang pemula yang suka bertanya, “Apakah cara
terbaik bagi pengguna untuk berinteraksi dengan fitur-fitur baru
terlepas dari pengalaman pelanggan yang sudah ada sebelumnya?”
Saran 4: Semangat berapi-api tetapi tetap rasional
"The
demands and the amount of work that it takes to put something like
[Facebook] into place, it's just so much that if you weren't completely
into what you were doing and you didn't think it was an important thing,
then it would be irrational to spend that much time on it,"
demikian kata Mark. Menciptakan dan terus menerus bekerja dalam sebuah
usaha rintisan sangatlah luar biasa sukarnya. Bersikaplah cerdas.
Kembangkan solusi untuk sebuah masalah, pasar dan/ atau kelompok
pengguna yang menjadi passion Anda. Jika Anda bersikap acuh tak acuh
mengenai solusi tersebut dan dampaknya bagi para pengguna, akan menjadi
sukar untuk memelihara stamina yang diperlukan untuk membimbing usaha
rintisan Anda.
Saran 5: Setiap kemajuan amat berarti
"I
think a simple rule of business is, if you do the things that are
easier first, then you can actually make a lot of progress." Saat
kita melakukan pekerjaan yang mudah terlebih dahulu, akan lebih mudah
untuk menyaksikan tercapainya kemajuan dalam usaha rintisan Anda.
Menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan lebih kecil yang berdampak lebih kecil skalanya
bisa didelegasikan kepada orang lain (karyawan). Dengan demikian pendiri
atau pemilik bisa lebih fokus kepada masalah lain yang lebih krusial
dalam kemajuan usaha rintisannya.
Para pemimpin usaha rintisan
perlu mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang memiliki dampak besar
dan luas dan memisahkannya dari pekerjaan yang lebih ‘remeh’ dan
berdampak kecil.
Category Article Entrepreneur
What's on Your Mind...
Silahkan Berkomentar dengan sopan, hindari kata-kata kotor, sara dan spam.
Semoga Bermanfaat.